Hari ini tepatnya tanggal 21
desember 2010, seluruh angkatan sma
saya bergegas dan berbondong – bondong dengan semangatnya untuk
menuju ke kota Garut yaitu
tepatnya di daerah Kampung Naga. Kita sepakat
untuk memilih tempat itu karena kami ingin
melakukan field studi sekaligus melaksanakan kegiatan bakti sosial disana.
Perjalanan menuju Kampung Naga sangat tidak mudah. Karena letaknya tidak
strategis dan di tambah jalan yang berkelok – kelok. Dari jalan besar saja kita
harus berjalan kaki lagi kira – kira hampir 5 km untuk sampai di Kampung Naga.
Bukan karena apa – apa, karena daerah mereka sangat tidak terima dengan budaya
dari dunia luar, mereka tidak ingin budaya mereka tercampur oleh budaya dari
dunia luar. Sedikit cerita saja disana belum terbiasa dengan adanya listrik,
mereka masih menggunakan aki untuk menyalakan segala sesuatu yang berhubungan
dengan listrik, maka dari pada itu salah satu dari kita kalau ada Handfone yang
lowbet, kami harus berganti – gantian untuk mencharger handfone kami. Oh iyaaa
disana juga terdengar kabar bahwa mereka menggunakan HANDFONE hanya untuk kepentingan saja, hampir tidak ada
yang memiliki HANDFONE.
Disana juga ada yang namanya
kepala suku atau istilahnya pemimpin, dari turun temurun harus selalu ada yang
namanya kepala suku, jika tidak Kampung Naga ini
akan hancur. Kepala suku ini harus bertanggung jawab jika wilayahnya di injak
oleh seseorang yang tidak di kenal. Maka dari pada itu Kampung
Naga sampai saat ini masih terjaga kealamiannya. Disana juga diterapkan adanya
puasa berbicara, tujuannya untuk mencegah kata – kata yang kasar. Saya hampir
tidak percaya dengan adanya puasa berbicara, pikiran saya daerah ini menganut
agama apa, ternyata tanpa saya duga agama islam disini sangat kuat. Mereka
menerapkan agama islam sangat ketat sekali. Mulai dari dini anak – anak mereka
di tuntun agar mengabdi pada agama islam. Seluruh penduduk disana rata – rata
bermata pencaharian bercocok tani setiap harinya. Dan sebagian hasil taninya
mereka jual ke kota untuk biaya hidup mereka.
Banyak cerita disana yang tidak
bisa saya ceritakan satu per satu, saya mendapatkan pengalaman yang tak
berharga ketika saya berada disana. Mulai dari bergotong royong, saling
memperhatikan orang di sekitar. Seluruh angkatan saya pun sepakat untuk menyisihkan
sedikit uang untuk kita kasihkan ke penduduk disana.
Memang benar kita hanya bisa
membantu sedikit untuk kegiatan sosial ini, tapi setidaknya kita mempunyai
niatan positif untuk membantu sesama yang membutuhkan. Jangan menjadi tempurung
dalam cangkang, yang saat nya dia Berjaya, dia memasang muka seakan – akan
tidak tahu apa – apa. Saya berfikikr
memang banyak suku, ras, dan budaya yang ada di Indonesia, tapi sudah
sepantasnya pemerintah memikirkan untuk daerah – daerah yang terpencil. Bukan
hanya Kampung Naga saja, masih banyak di luar
sana yang hampir sama dengan Kampung Naga.
Itu
sedikit pengalaman bakti sosial saya di daerah Kampung
Naga yang mempunyai arti banget di hidup.
Nama
: Ferdy Robiyanto
Kelas
: 1KA12
NPM
: 12111825
Tidak ada komentar:
Posting Komentar